Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara guru dan siswa belajar. Di era digital ini, sekolah dasar dituntut menghadirkan pembelajaran yang menarik, interaktif, dan relevan bagi generasi muda. Salah satu inovasi yang menjawab kebutuhan tersebut adalah Virtual Lab, media pembelajaran berbasis teknologi yang memungkinkan siswa melakukan eksperimen secara virtual untuk memahami konsep sains dan matematika dengan cara yang menyenangkan.

Di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Alma Ata Yogyakarta, penguasaan teknologi pembelajaran seperti Virtual Lab menjadi bagian penting dalam mata kuliah Media Pembelajaran Berbasis IT. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa PGSD dilatih merancang dan memanfaatkan media digital seperti PhET Simulation. Keterampilan ini membekali calon guru agar mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif di sekolah dasar. 

Kebutuhan Virtual Lab di Sekolah Dasar

Siswa SD berada pada tahap berpikir konkret sehingga membutuhkan visualisasi dalam memahami konsep abstrak sains. Namun, tidak semua sekolah memiliki fasilitas laboratorium yang memadai. Virtual Lab hadir sebagai solusi efektif karena memungkinkan siswa melakukan percobaan secara aman dan menarik. Dengan PhET Simulation, mereka dapat mempelajari konsep seperti gaya, gravitasi, listrik, atau gerak benda melalui simulasi interaktif yang menyerupai eksperimen nyata.

Manfaat Virtual Lab melalui PhET Simulation:

  1. Meningkatkan pemahaman konsep sains melalui simulasi visual yang konkret.
  2. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan eksplorasi, karena siswa terdorong bereksperimen secara mandiri.
  3. Menjadikan pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan dengan tampilan animatif.
  4. Menjadi solusi bagi sekolah tanpa laboratorium, karena percobaan dilakukan secara digital tanpa resiko fisik.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan PhET Simulation mampu meningkatkan pemahaman konsep sains sekaligus menumbuhkan semangat eksplorasi siswa. Guru pun menilai media ini membantu menciptakan suasana belajar yang aktif dan inovatif. Pengalaman sosialisasi PhET di salah satu SD di Kabupaten Purwakarta menunjukkan respon positif: guru yang awalnya belum mengenal media ini menjadi tertarik dan ingin menerapkannya di kelas.

Tantangan dan Upaya Penerapan

Penerapan Virtual Lab masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan perangkat dan jaringan internet di beberapa sekolah. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan berkelanjutan serta dukungan dari sekolah, pemerintah, dan orang tua agar inovasi pembelajaran ini dapat berjalan optimal.

Kesimpulan Virtual Lab di Sekolah Dasar membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan menuju pembelajaran sains yang bermakna. Melalui komitmen PGSD Universitas Alma Ata Yogyakarta dalam mengembangkan inovasi pembelajaran berbasis digital, calon guru disiapkan untuk menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21 dengan kreatif, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

Kata Kunci            : Virtual Lab, Sekolah Dasar, Inovasi Pembelajaran, Sains, Era Digital

Author                     : An-Nisa Apriani, M.Pd, Dwi Istiharoh & Silvia Salsabila

Sumber Artikel : BERSATU: Jurnal Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika Vol. 1 No. 5 (2023)“Sosialisasi Web PhET Simulasi sebagai Media Virtual Lab di Sekolah Dasar”

Sumber Gambar : Palpres.co – Sosialisasi penggunaan PhET Simulasi di Sekolah Dasar (diakses melalui https://palpres.bacakoran.co/upload/88d50823c619ff32b12e9931a9548696.jpg)